Inilah Penyebab Pria Mengalami Ejakulasi Dini


Ejakulasi dini adalah kecenderungan orgasme yang terjadi terlalu cepat di luar keinginan, dan biasanya terjadi dengan rangsangan seksual minimal; baik sebelum atau sesaat setelah penetrasi seksual. Klimaks terlalu cepat juga bisa dialami saat masturbasi. Ejakulasi dini adalah keluhan seks yang paling umum dilaporkan oleh hampir sebagian besar pria — setidaknya 1 dari 3 pria pernah mengalaminya sekali dalam seumur hidup.

Meskipun tidak ada “batas waktu” yang tepat untuk mendefinisikan secepat apa ejakulasi bisa disebut dini, sebagian besar pakar mengartikannya sebagai pencapaian klimaks yang berlangsung setelah kurang dari dua menit. Ejakulasi dini dapat mengakibatkan seks yang tidak memuaskan bagi kedua pasangan. Hal ini dapat meningkatkan kecemasan yang mungkin memperparah masalah.

Apa saja penyebab ejakulasi dini?

Faktor psikologis seperti kegirangan, kecemasan, rasa bersalah, trauma, depresi, atau tuntutan dari pasangan untuk memberikan performa terbaik adalah penyebab paling umum dan mendasar dari ejakulasi dini. Klimaks yang terlalu cepat dari yang diinginkan mungkin terjadi hanya dalam situasi seksual tertentu (misalnya, seks pertama), hipersensitivitas dari rangsangan yang terlalu intens, atau jarak antar ejakulasi yang terlalu singkat atau panjang. Ejakulasi dini juga dapat terjadi dengan pasangan baru atau sebagai hasil dari konflik dan/atau ketegangan dalam hubungan.

Faktor-faktor psikologis di atas dapat memengaruhi pria yang sebelumnya bahkan memiliki ejakulasi normal — dan seringnya bisa berkembang menjadi disfungsi seks primer, alias terus-menerus seumur hidup. Ketidakmampuan untuk mengontrol ejakulasi jarang diakibatkan oleh kondisi medis, meskipun dokter akan perlu untuk mengeliminasi kemungkinannya, seperti:

  • Diabetes
  • Impot
  • Gangguan prostat
  • Penyakit jantung
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Kadar senyawa kimia dalam otak (neurotransmitter) abnormal
  • Kadar hormon abnormal (masalah pada kelenjar tiroid)
  • Riwayat penyalahgunaan alkohol, zat, dan obat-obatan
  • Kerusakan sistem saraf; oleh trauma atau bekas operasi
  • Peradangan uretra
  • Efek samping dari obat resep untuk kondisi tertentu

Sulit untuk menentukan akar penyebab ejakulasi dini, apakah itu disebabkan oleh faktor psikologis, masalah struktur penis, atau justru kombinasi keduanya. Ejakulasi dini dapat melibatkan interaksi yang kompleks dari faktor psikologis dan biologis.

Oleh karena itu, saat berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah ini, ia akan mendiskusikan kehidupan seksual Anda. Selain bertanya tentang kehidupan seks Anda, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda dan mungkin melakukan pemeriksaan fisik. Jika Anda mengalami ejakulasi dini dan kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi, dokter Anda mungkin memerintahkan tes darah untuk memeriksa tingkat testosteron Anda atau tes lainnya.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi ejakulasi dini?

Dalam banyak kasus, ejakulasi dini akan membaik dengan sendirinya seiring waktu, sehingga pengobatan mungkin tidak diperlukan.Seiring dengan pengalaman seksual dan usia, pria seringnya akan belajar untuk menunda orgasme. Anda dapat berlatih teknik relaksasi atau menggunakan metode distraksi, seperti menggenggam pangkal penis untuk menahan ejakulasi, atau memikirkan hal-hal non-seksual untuk membantu Anda tahan lebih lama.

Penggunaan kondom atau pelumas seks yang dapat mematikan rasa dapat mengurangi sensasi pada penis. Atau, Anda dapat mencoba posisi yang berbeda (seperti berbaring telentang) selama berhubungan intim. Seorang pria juga dapat memilih untuk menghindari penetrasi seksual untuk sementara waktu, dan memfokuskan keintiman dengan bentuk-bentuk lain dari manuver seksual yang ada, guna memberikan dirinya kesempatan mengelola kecemasan dan tekanan yang memengaruhi performanya di tempat tidur.

Ejakulasi dini yang disebabkan oleh masalah psikologis dapat dikelola dengan terapi perilaku atau konseling pasangan. Terapi tersebut mungkin melibatkan rekomendasi masturbasi satu atau dua jam sebelum melakukan hubungan seks demi memberikan diri Anda kesempatan yang lebih baik dalam menunda ejakulasi; merangsang pasangan Anda sebelum seks sehingga orgasme Anda berdua dapat terjadi bersamaan; atau komunikasikan dengan pasangan Anda untuk mencoba memperlambat atau menghentikan rangsangan

Selain itu, obat-obatan antidepresan kadang dapat diresepkan untuk mengobati ejakulasi dini. Ada juga krim, gel, dan spray yang dapat digunakan untuk mengobati ejakulasi dini dengan mengurangi sensasi pada penis — misalnya lidocaine dan lidocaine+prilocaine. Tapi, beberapa obat-obatan ini juga dapat memengaruhi sensasi pada area genital pasangan seksual Anda. Bagi sebagian pria, menghentikan atau mengurangi penggunaan alkohol, tembakau, atau obat-obatan terlarang dapat meningkatkan kontrol mereka terhadap ejakulasi. sumber : hellosehat.com

 

LihatTutupKomentar

HISTATS